Tuesday, September 9, 2008

" Recycle ( Daur Ulang Sampah ) Di Jerman "

Mungkin judul diatas kurang tepat, karena saya di sini hanya akan bercerita tentang sampah di Jerman. Kemarin sore, farah merengek minta keluar entah untuk main atau hanya jalan-jalan. Sambil menunggu sore, kita jalan-jalan tak jauh dari wohnung kita tinggal. Jangan dibayangkan seperti jalan sore-sore menunggu maghrib seperti di Indonesia, sepanjang jalan kita diiming-imingi dengan berbagai makanan dan minuman yang di jual untuk melengkapi saat berbuka puasa. Ketika jalan, malahan kita dikagetkan dengan banyaknya sampah di depan apartemen yang hampir berderet di sepanjang jalan yang kita lalui. Sebagian sampah tersebut adalah perabot rumah tangga seperti sofa, meja-kursi, lemari, monitor, televisi, pakaian bekas dsb. Tak jauh dari sampah yang menumpuk ada beberapa mobil terbuka yang datang dari berbagai kota dan bahkan dari negara ceko juga. Pemilik mobil sedang bergumul dengan sampah dan menyisihkan beberapa sampah yang masih layak dipakai untuk diangkut ke mobilnya. Kita pun sambil lalu ikut melihat-lihat sampah tersebut, siapa tahu ada barang yang masih dipakai. Tapi percarian kita ternyata nihil, karena kita tak membutuhkan perabot rumah lagi dengan tempat yang terbatas. Ya udah, rezekinya bapak-bapak itu . . .

Ternyata, sampah di Jerman mendapat perhatian yang serius dari pemerintahan Jerman. Di duga, adanya sampah-sampah yang tergeletak di depan masing-masing apartemen sudah di koordinasi waktunya untuk daerah yang berbeda-beda. Terus darimana mobil-mobil 'pemulung' (pemulung kok pakai mobil hehe) itu tahu bahwa akan ada pembuangan sampah massal??
Ini juga masih jadi pertanyaan saya. Yang kami lihat para 'pemulung' beraksi, sebelum petugas kebersihan mengangkutnya.

Ohya..ngomongin sampah, sampah di studentwohnheim (apartemen mahasiswa) kita juga dibedakan jenisnya.
  • Botol dan Gelas, untuk warna putih, hijau, dan coklat; masing-masing dikumpulkan dalam container(wadah) yang terpisah.
  • Kertas dan Kardus; masing-masing juga dikumpulkan dalam container(wadah) yang terpisah.
  • Sampah organik yang tak dapat di daur ulang, dikumpulkan dalam container bertuliskan 'der Restmull;u umlaut' (sampah tak dapat didaur ulang)
Biasanya orang Jerman ketika berbelanja lebih suka membawa tas atau keranjang. Hal ini untuk menghindari penggunaan tas plastik. Apalagi bagi yang tinggal di privatwohnung (apartemen privat) dimana tempat sampahnya terbatas dan harus membayar lagi. Bahkan tempat sampah mereka ada kunci sendiri-sendiri...(wah lumayan ribet ya) mungkin untuk menghindari membuang sampah sembarangan.

3 comments:

Rian Indriani said...

guten nacht [bener ga ya???]
lam kenal mbak,
wah jauh ya dari freiburg?
kalo neh, kalo nanti saya ke jerman boleh mampir ga ya?
hehehe
danke...

Kamiela Mussafi said...

Halo rian..guten nacht( bener kok)
Iya kita jauh dari freiburg. Main aja ke Chemnitz..

Unknown said...

Hallo..ich bin dipta, also das ist ein gutes Article, ich mochte es kopieren und in dem Deutschkurs ueber den Muell erzahlen, danke ;)
haben Sie ein YM konto ? mein Konto ist fajarpradipta@yahoo.com , add please , danke :)

Greeting

Halloo...para pengunjung yang sengaja atau tidak sengaja menemukan blog ini. Nulis Maning hanyalah catatan seorang perempuan yang baru belajar dan semuanya secara otodidak.

Tujuan semula adalah sebagai pengingat dan pembelajaran diri sendiri. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan jika ada yang ingin mengambil ilmunya, memberikan kritik, dan saran agar blog ini bisa lebih baik lagi. Semoga ilmu yang kita peroleh membawa keberkahan. Amin.

Mohon maaf kepada para blogger, para jurnalis, pakar keluarga, pakar merajut, ilmuwan, dan para ahli masakan jika tulisan dalam blog ini masih banyak kekurangan. Terima kasih untuk sumber-sumber referensi yang saya kutip.