Alhamdulillah..terima kasih ya Allah atas karuniaMU yang luar biasa indah. Tepatnya seminggu yang lalu, yakni pada tanggal 22 Februari 2009 keluarga kami bertambah anggota nya yakni baby Sakeena Mussafi. Bunda melahirkan Sakeena secara normal melalui induksi.
Sebagai awal cerita, kondisi kehamilan bunda sudah melewati 9 hari dari HPL yang diperkirakan dokter.
Persiapan Sebelum Melahirkan (Pra Partus)
Hari Jum'at, 20 Februari 2009, ketika kontrol dokter memastikan bahwa jika hari senin (23 Februari 2009) yakni tepat usia kandungan sudah memasuki 41 minggu, belum ada his(kontraksi yg teratur) maka terpaksa akan diinduksi melalui infus untuk mempercepat kontraksi. Mendengar induksi, bunda langsung teringat proses kelahiran FaRaH yang juga diinduksi cuma bedanya dengan cara pemberian obat. Ada sedikit kekhawatiran dan ketakutan juga. Bunda berdoa semoga bisa melahirkan normal tanpa diinduksi sebelum hari senin.
Sampai rumah langsung deh, bunda banyakin jalan dan naik turun tangga (beruntung kita tinggal dilantai 3). Farah sampai heran juga, ga biasanya setiap mo naik atau turun lift bunda kok malah milih pakai tangga.
Hari Sabtu sore sebenarnya bunda udah mulai merasakan kontraksi dengan interval yang kadang teratur dan kadang menghilang. Selain itu udah ada sedikit bercak kecoklatan (bukan darah). Bunda berusaha tenang dan masih berkeyakinan.."ah hisnya belum 10 menit sekali'.
Hari Ahad, 22 Februari 2009 adalah jadwal kontrol berikutnya.
Pukul 09.30 kita berangkat dari rumah naik bus menuju klinik bersalin.
Pukul 10.20 Sampai disana tanpa ada antrian pasien lain, (critanya pasien spesial niy..) kita langsung masuk ruangan persiapan kelahiran dan bunda langsung di CTG.
Setelah hampir satu jam bunda di CTG, farah dan yanda juga sabar menunggui bunda sambil mainan. Akhirnya dokter* datang dan melakukan pemeriksaan dalam, ternyata mulut rahim sudah bukaan tiga. Sebenarnya bunda ga kaget juga..la wong sudah sering nyeri. Sang dokter menyarankan untuk diinduksi (infus) karena mengingat usia kandungan bunda sudah mundur 9 hari dari HPL. Mendengar saran dokter, kita meminta waktu untuk berpikir karena bunda ingin pulang dulu sekalian menitipkan farah dan menikmati his alami, nanti ketika kontraksinya sudah 10 menit sekali baru deh datang lagi ke klinik (pikir bunda). Kalau yanda cenderung mengikuti kata dokter, menurutnya itu jalan yang terbaik. Setelah keinginan bunda disampaikan ke dokter, sepertinya dokter tetap berkeinginan bunda tinggal di klinik. Akhirnya,,bismillah semoga ini jalan yang terbaik buat bunda, akhirnya bunda mengikuti saran dokter. Bunda berpikir juga mumpung dokternya perempuan, kalo nanti belum tentu dokter yang sedang bertugas perempuan.
Proses Melahirkan
Pukul 12.30 Yanda pulang untuk mengambil tas dan menitipkan farah ke salah satu teman.
Sementara bunda di Klinik diambil sample darah dan makan siang (karena ga boleh makan berat jadi menunya simple banget). Setelah makan siang, perut bunda dikuras (dibersihkan).
Pukul 13.45 Bunda masuk ruang bersalin sudah dengan pakaian khusus dan mulailah diinduksi (infus) serta bayi terus dipantau dengan kardiotopografi (CTG.) Bunda ditinggal sendirian dan jika ada apa2 tinggal pencet bel untuk memanggil hebamme (perawat)*. Detik demi detik semakin terasa sakit dan bunda merasakan kontraksi yang semakin sering. Untuk mengurangi rasa sakit ketika tiduran, bunda sering meminta ijin hebamme (perawat) untuk ke kamar kecil meskipun hanya sekedar buang air kecil dan jalan-jalan.
Pukul 16.00 Yanda datang, senang sekali bunda tak sendirian menahan sakit..pasti yanda akan empati merasakannnya juga. Tak lama kemudian, darah segar sudah mulai datang dengan sakit nyeri yang mulai menuju punggung belakang. Yanda dengan genggaman kuatnya mengingatkan bunda untuk terus berdzikir dan tarik nafas.
Pukul 16.30 Karena sudah tak tahan rasa sakit setiap his datang, bunda memanggil hebamme dengan harapan dia bisa melakukan pemeriksaan dalam sudah bukaan keberapa. Tapi ketika hebamme datang, dia menolak dan menyuruh bunda bersabar sampai jam 5 sore.
Pukul 17.00 Hebamme datang itu pun dengan bunda ngebel terlebih dahulu menagih janjinya. Setelah diperiksa ternyata udah bukaan 8,Alhamdulillah batin bunda Tapi kata hebamme kalo untuk 'water birth' bisa dikatakan terlambat karena biasanya bukaan 6 ato 7 sudah mulai masuk air. Tuh khan??(batin bunda lagii). Tapi tetap aja bunda dan yanda pengin water birth,akhirnya hebamme menyiapkan segala sesuatunya untuk melahirkan di air. Selama mengisi air di tub, kontraksi bunda semakin menjalar ke punggung dan rasanya ingin sekali mengejan. Dan bunda merasa ga kuat lagi untuk tidak mengejan, dan minta ijin hebamme boleh/blm mengejan, katanya boleh akhirnya bunda mengejan*. Waktu itu bunda sudah pasrah mo melahirkan dimana aja yang penting baby segera keluar. Setelah air di tub cukup, bunda masih dengan perangkat infus dan CTG pindah ke tub,alhamdulillah air hangatnya mengurangi rasa sakit di punggung bunda. Bunda diantara jeda kontraksi bisa tertidur sebentar,,rasanya letih sekali. Dan yanda tetap setia memegangi bunda..
Pukul 17.30..(kurang lebihnya) Akhirnya dokter datang dan mengecek bagian dalam serta bersiap-siap untuk membantu melahirkan. Dan ketika kontraksi datang, bunda diberi aba2 untuk mengejan kuat-kuat. Begitu seterusnya sampai kurang lebih 5 kali. Karena belum ada hasil, bunda diminta merubah posisi melahirkan (menungging) dengan berpegangan pinggiran tub. Ternyata nihil juga, dokter terus mengamati alat CTG dan kondisi bayi tidak memungkinkan untuk melahirkan di air. Sebelumnya memang sudah ada kesepakatan ketika kondisi tak memungkinkan untuk 'water birth' maka pindah ke 'lying birth.'Akhirnya langsung bunda diminta pindah ke bett dengan posisi berbaring (normal).
Dengan pakaian basah, tergopoh-gopoh dibantu yanda menuju bett. Setiap ada kontraksi bunda mencoba mengejan begitu seterusnya sampai bunda merasa ada yg mengganjal di bagian bawah. Kata yanda 'rambutnya dah keliatan,ayo yang kuat' ternyata bunda masih kurang kuat mengejannya. Dokter mengajarkan bunda cara mengejan yang lain yakni tarik nafas, tekan dan sesekali mengambil nafas dengan membuka mulut (ha ha ha ) dan tekan lagi begitu seterusnya selama ada kontraksi di perut. Dokter dan Hebamme juga membantu dengan mengangkat kaki bunda maju mundur (kaya narik apaan gitu..).
Pukul 18.25 Finally, ketika ada kontraksi bunda mengejan sekuat-kuatnya dan akhirnya baby Sakeena keluar. Alhamdulillah,,bunda melihat seorang bayi merah dibawah kaki bunda. Meski ada rasa sedikit khawatir karena sakeena ketika lahir tak ada suara tangis dan gerakan. Yanda menenangkan bunda..
Hebamme dan Dokter sibuk dengan memberikan rangsangan dan oksigen kepada baby Sakeena. Alhamdulillh,,tak berapa lama terdengar suara dan tangisnya. Setelah bayi Sakeena dibersihkan dan ditunggui yanda, dokter dan hebamme kembali ke bunda untuk mengeluarkan cairan plasenta dan menjahit bagian yang robek.
Pukul 19.24 Kurang lebih satu jam dari proses persalinan, bunda dan bayi sakeena sudah bisa berdekatan dan bahkan sakeena langsung minum kolostrum dari ASI bunda. Alhamdulillah..sangat indah akhirnya, rasa sakit itu tak terasa lagi.
Pukul 19.45 Waktunya makan malam...(abend brot...roti lagi).
Pukul 20.30 Yanda pamit pulang dan bunda dipindahkan ke kamar inap Station 100 Zi 65 (kamar 65) yang kebetulan masih kosong (sebenarnya utk 2 orang pasien).
"""Terima kasih sekali buat ibu, mamah dan semua para ibu,,pengorbanan kalian sangat mulia karena kalian tak pernah mengharapkan balasan apa pun. Hanya doa yang bisa putrimu berikan..."""
*Dokter dan Hebamme yang membantu kelahiran Sakeena: dr.Stryzkeuska dan Kristin Eltner
*Mengejan, pengalaman bunda melahirkan sakeena (sepertinya bunda mengejan terlalu awal yakni baru bukaan 8) memang sepertinya bukaan mulut rahim harus lengkap dulu baru boleh mengejan. Karena selain proses keluarnya sang bayi dari mulut rahim akan semakin sulit juga buat sang bunda akan terlalu menguras tenaga (keletihan). Bunda menyadari hal ini setelah mengingat kembali ketika melahirkan farah yang proses keluarnya tak terlalu banyak mengejan. Mudah2an bisa diambil hikmahnya..
Sebagai awal cerita, kondisi kehamilan bunda sudah melewati 9 hari dari HPL yang diperkirakan dokter.
Persiapan Sebelum Melahirkan (Pra Partus)
Hari Jum'at, 20 Februari 2009, ketika kontrol dokter memastikan bahwa jika hari senin (23 Februari 2009) yakni tepat usia kandungan sudah memasuki 41 minggu, belum ada his(kontraksi yg teratur) maka terpaksa akan diinduksi melalui infus untuk mempercepat kontraksi. Mendengar induksi, bunda langsung teringat proses kelahiran FaRaH yang juga diinduksi cuma bedanya dengan cara pemberian obat. Ada sedikit kekhawatiran dan ketakutan juga. Bunda berdoa semoga bisa melahirkan normal tanpa diinduksi sebelum hari senin.
Sampai rumah langsung deh, bunda banyakin jalan dan naik turun tangga (beruntung kita tinggal dilantai 3). Farah sampai heran juga, ga biasanya setiap mo naik atau turun lift bunda kok malah milih pakai tangga.
Hari Sabtu sore sebenarnya bunda udah mulai merasakan kontraksi dengan interval yang kadang teratur dan kadang menghilang. Selain itu udah ada sedikit bercak kecoklatan (bukan darah). Bunda berusaha tenang dan masih berkeyakinan.."ah hisnya belum 10 menit sekali'.
Hari Ahad, 22 Februari 2009 adalah jadwal kontrol berikutnya.
Pukul 09.30 kita berangkat dari rumah naik bus menuju klinik bersalin.
Pukul 10.20 Sampai disana tanpa ada antrian pasien lain, (critanya pasien spesial niy..) kita langsung masuk ruangan persiapan kelahiran dan bunda langsung di CTG.
Setelah hampir satu jam bunda di CTG, farah dan yanda juga sabar menunggui bunda sambil mainan. Akhirnya dokter* datang dan melakukan pemeriksaan dalam, ternyata mulut rahim sudah bukaan tiga. Sebenarnya bunda ga kaget juga..la wong sudah sering nyeri. Sang dokter menyarankan untuk diinduksi (infus) karena mengingat usia kandungan bunda sudah mundur 9 hari dari HPL. Mendengar saran dokter, kita meminta waktu untuk berpikir karena bunda ingin pulang dulu sekalian menitipkan farah dan menikmati his alami, nanti ketika kontraksinya sudah 10 menit sekali baru deh datang lagi ke klinik (pikir bunda). Kalau yanda cenderung mengikuti kata dokter, menurutnya itu jalan yang terbaik. Setelah keinginan bunda disampaikan ke dokter, sepertinya dokter tetap berkeinginan bunda tinggal di klinik. Akhirnya,,bismillah semoga ini jalan yang terbaik buat bunda, akhirnya bunda mengikuti saran dokter. Bunda berpikir juga mumpung dokternya perempuan, kalo nanti belum tentu dokter yang sedang bertugas perempuan.
Proses Melahirkan
Pukul 12.30 Yanda pulang untuk mengambil tas dan menitipkan farah ke salah satu teman.
Sementara bunda di Klinik diambil sample darah dan makan siang (karena ga boleh makan berat jadi menunya simple banget). Setelah makan siang, perut bunda dikuras (dibersihkan).
Pukul 13.45 Bunda masuk ruang bersalin sudah dengan pakaian khusus dan mulailah diinduksi (infus) serta bayi terus dipantau dengan kardiotopografi (CTG.) Bunda ditinggal sendirian dan jika ada apa2 tinggal pencet bel untuk memanggil hebamme (perawat)*. Detik demi detik semakin terasa sakit dan bunda merasakan kontraksi yang semakin sering. Untuk mengurangi rasa sakit ketika tiduran, bunda sering meminta ijin hebamme (perawat) untuk ke kamar kecil meskipun hanya sekedar buang air kecil dan jalan-jalan.
Pukul 16.00 Yanda datang, senang sekali bunda tak sendirian menahan sakit..pasti yanda akan empati merasakannnya juga. Tak lama kemudian, darah segar sudah mulai datang dengan sakit nyeri yang mulai menuju punggung belakang. Yanda dengan genggaman kuatnya mengingatkan bunda untuk terus berdzikir dan tarik nafas.
Pukul 16.30 Karena sudah tak tahan rasa sakit setiap his datang, bunda memanggil hebamme dengan harapan dia bisa melakukan pemeriksaan dalam sudah bukaan keberapa. Tapi ketika hebamme datang, dia menolak dan menyuruh bunda bersabar sampai jam 5 sore.
Pukul 17.00 Hebamme datang itu pun dengan bunda ngebel terlebih dahulu menagih janjinya. Setelah diperiksa ternyata udah bukaan 8,Alhamdulillah batin bunda Tapi kata hebamme kalo untuk 'water birth' bisa dikatakan terlambat karena biasanya bukaan 6 ato 7 sudah mulai masuk air. Tuh khan??(batin bunda lagii). Tapi tetap aja bunda dan yanda pengin water birth,akhirnya hebamme menyiapkan segala sesuatunya untuk melahirkan di air. Selama mengisi air di tub, kontraksi bunda semakin menjalar ke punggung dan rasanya ingin sekali mengejan. Dan bunda merasa ga kuat lagi untuk tidak mengejan, dan minta ijin hebamme boleh/blm mengejan, katanya boleh akhirnya bunda mengejan*. Waktu itu bunda sudah pasrah mo melahirkan dimana aja yang penting baby segera keluar. Setelah air di tub cukup, bunda masih dengan perangkat infus dan CTG pindah ke tub,alhamdulillah air hangatnya mengurangi rasa sakit di punggung bunda. Bunda diantara jeda kontraksi bisa tertidur sebentar,,rasanya letih sekali. Dan yanda tetap setia memegangi bunda..
Pukul 17.30..(kurang lebihnya) Akhirnya dokter datang dan mengecek bagian dalam serta bersiap-siap untuk membantu melahirkan. Dan ketika kontraksi datang, bunda diberi aba2 untuk mengejan kuat-kuat. Begitu seterusnya sampai kurang lebih 5 kali. Karena belum ada hasil, bunda diminta merubah posisi melahirkan (menungging) dengan berpegangan pinggiran tub. Ternyata nihil juga, dokter terus mengamati alat CTG dan kondisi bayi tidak memungkinkan untuk melahirkan di air. Sebelumnya memang sudah ada kesepakatan ketika kondisi tak memungkinkan untuk 'water birth' maka pindah ke 'lying birth.'Akhirnya langsung bunda diminta pindah ke bett dengan posisi berbaring (normal).
Dengan pakaian basah, tergopoh-gopoh dibantu yanda menuju bett. Setiap ada kontraksi bunda mencoba mengejan begitu seterusnya sampai bunda merasa ada yg mengganjal di bagian bawah. Kata yanda 'rambutnya dah keliatan,ayo yang kuat' ternyata bunda masih kurang kuat mengejannya. Dokter mengajarkan bunda cara mengejan yang lain yakni tarik nafas, tekan dan sesekali mengambil nafas dengan membuka mulut (ha ha ha ) dan tekan lagi begitu seterusnya selama ada kontraksi di perut. Dokter dan Hebamme juga membantu dengan mengangkat kaki bunda maju mundur (kaya narik apaan gitu..).
Pukul 18.25 Finally, ketika ada kontraksi bunda mengejan sekuat-kuatnya dan akhirnya baby Sakeena keluar. Alhamdulillah,,bunda melihat seorang bayi merah dibawah kaki bunda. Meski ada rasa sedikit khawatir karena sakeena ketika lahir tak ada suara tangis dan gerakan. Yanda menenangkan bunda..
Hebamme dan Dokter sibuk dengan memberikan rangsangan dan oksigen kepada baby Sakeena. Alhamdulillh,,tak berapa lama terdengar suara dan tangisnya. Setelah bayi Sakeena dibersihkan dan ditunggui yanda, dokter dan hebamme kembali ke bunda untuk mengeluarkan cairan plasenta dan menjahit bagian yang robek.
Pukul 19.24 Kurang lebih satu jam dari proses persalinan, bunda dan bayi sakeena sudah bisa berdekatan dan bahkan sakeena langsung minum kolostrum dari ASI bunda. Alhamdulillah..sangat indah akhirnya, rasa sakit itu tak terasa lagi.
Pukul 19.45 Waktunya makan malam...(abend brot...roti lagi).
Pukul 20.30 Yanda pamit pulang dan bunda dipindahkan ke kamar inap Station 100 Zi 65 (kamar 65) yang kebetulan masih kosong (sebenarnya utk 2 orang pasien).
"""Terima kasih sekali buat ibu, mamah dan semua para ibu,,pengorbanan kalian sangat mulia karena kalian tak pernah mengharapkan balasan apa pun. Hanya doa yang bisa putrimu berikan..."""
*Dokter dan Hebamme yang membantu kelahiran Sakeena: dr.Stryzkeuska dan Kristin Eltner
*Mengejan, pengalaman bunda melahirkan sakeena (sepertinya bunda mengejan terlalu awal yakni baru bukaan 8) memang sepertinya bukaan mulut rahim harus lengkap dulu baru boleh mengejan. Karena selain proses keluarnya sang bayi dari mulut rahim akan semakin sulit juga buat sang bunda akan terlalu menguras tenaga (keletihan). Bunda menyadari hal ini setelah mengingat kembali ketika melahirkan farah yang proses keluarnya tak terlalu banyak mengejan. Mudah2an bisa diambil hikmahnya..
6 comments:
Selamat ya mbak mela... Walaupun kedua tetep aja pengalamannya beda. Semoga sakeena jadi anak yang sholehah, berbakti pada ortu dan agama. Amien... Besok pulang ke jogja udah gede donk ya? Farah cemburu ga neh? atau bisa bantuin jaga?
salam kenal mba.. selamat ya... Semoga Sakeena jadi anak sholehah, pinter, sehat.. amiin.. :)
Mba nadia...bundanya Zhaf khan??
Aminn..makasih doanya.
Mba aik makasih ya??Iyaa pulang indonesia pasti udah besar. Farah sekarang dah ga cemburu..
Meskipun terlambat, selamat yaaa!! juga dari ibu dan ayah . oh ya, insya ALLAH kami sekeluarga mau ke eropa, ibu promosi Phd 1 juli 2009 di Vrije University Amsterdam. Habis itu aku mau ke brussel dan brugge, paris,luxembourg, dan coln. Sayangnya mau ke chemnitz waktunya terbatas, aku liat jadwal ka ams-dresden aja 7 jam. pulang dari amsterdam 9 juli. hasna
Salam kenal ya, mbak.. Selamat juga atas kelahiran putri keduanya (he..he.. telat setahun yah..)
Mau tanya, pengalaman "dandan" bayi Sakeena kemarin berapa lama?
Kebetulan istri saya sudah mulai "dandan"juga.. :))
salam,
Helmi Mubarok
Kelapa Gading, Indonesia
Post a Comment